Tujuan :
Mengubah warna bunyi, memposisikan bunyi-bunyi tersebut agar lebih nyaman didengar.
EQ adalah seni tersendiri dalam mixing.
Dengan EQ kita dapat : mengubah warna bunyi, memposisikan bunyi-bunyi tersebut, membuat beberapa bunyi menjadi berasa terpisah atau justru lebih menyatu.
Beberapa Range Frekwensi :
o Sub Bass (16 Hz – 60 Hz) : Range frekwensi ini lebih bisa dirasakan daripada terdengar.
Seperti halnya bunyi geluduk di langit dan gempa bumi. Range ini lebih memberikan kesan penambahan power level. Namun tetap jangan menambah level di range ini dengan berlebihan.
o Bass (60Hz – 250 Hz) : Range ini adalah frekwensi fundamental dari rhythm section.
Sehingga akan lebih menentukan bentuk dari hasil mixing (menjadi lebih gemuk atau kurus). Namun terlalu mengangkat frekwensi dalam range ini akan menghasilkan bunyi yang boomy.
o Low Mids (250 Hz – 2 KHz) : Menambah level frekwensi 250 Hz – 500 Hz akan menambah
bunyi ambience dan menambah Clarity pada bass dan intrument frekwensi rendah. Frekwensi 500 Hz – 2 KHz memberikan kesan Honky (bunyi kaleng) pada instrument mid range (snare, saxophone, gitar, dll).
Frekwensi 1 KHz – 2 KHz memberikan kesan kurus.
o Hi Mids (2 KHz – 4 KHz) : Frekwensi range ini membentuk attack dari bunyi-bunyi percusive.
Hi Mids juga membentuk proyeksi dari bunyi-bunyi midrange.
o Presence (4 KHz – 6 KHz) : Range ini menentukan posisi secara jarak dari bunyi-bunyian dalam komposisi kita. Dengan mengangkat frekwensi ini, akan menempatkan bunyi makin ke mendekat atau makin ke depan. Mengurangi frekwensi ini akan membuat bunyi mundur menjauh, namun menghasilkan bunyi yang terkesan lebih terang/transparan.
o Briliance (6 KHz – 16 KHz) : Menambah frekwensi ini akan menambah Clarity pada hasil mix anda. Namun mengangkat terlalu banyak akan berdampak terjadinya CLIP.
Q dan Bandwidth
Q berbanding terbalik dengan Bandwidth. Makin tinggi nilai Q , makin sempit bandwidth.
Hi Q : berarti bandwidth sempit. Bandwidth yang sangat sempit dikenal sebagai NOTCH Filter. Hi Q berfungsi untuk membuang frekwensi tertentu yang dirasa mengganggu atau frekwensi yang tidak diinginkan, tanpa mempengaruhi posisi bunyi tersebut dalam hasil Mix.
Hi Q juga berfungsi untuk menambah level tone tertentu yang dianggap penting, misal tone
dari sebuah attack / punch.
Lo Q (bandwidth lebar) dan Hi Q (bandwidth sempit) adalah kombinasi yang harus ada dalam proses equalisasi sebuah bunyi. Contoh : Kick drum memiliki low end frekwensi yang cukup lebar terpusat pada 100 Hz, dan bunyi attack yang menusuk terpusat pada 4 KHz.
Maka yang kita lakukan adalah : mem-boost frekwensi 100 Hz dengan Lo Q , dan mem-boost
frekwensi 4 KHz dengan Hi Q.
SHELVING EQ
Shelf EQ adalah menambah atau mengurangi semua frekwensi di atas atau di bawah titik frekwensi yang ditentukan. Ada 2 (dua) macam Shelving : Low Shelf dan Hi Shel
BEBERAPA CATATAN PENTING
o Setting equalisasi tidak bersifat mutlak atau absolut. Equalisasi sangat bergantung pada sumber bunyi, pick up/microphone yang dipakai, posisi dan teknik miking, kondisi ruangan.
o Sebelum melakukan equalisasi, dengarkan terlebih dahulu bunyi aslinya sebelum melalui audio system.
o Yakinkan dan atur terlebih dahulu posisi mic, jarak mic dari sumber bunyi, dan teknik miking yang paling tepat/sesuai.
o Jangan terlalu terpaku melakukan equalisasi pada satu bunyi / instrument tertentu saja.
o Cobalah membandingkan antara hasil setting EQ anda dan Flat EQ. Tidak menutup kemungkinan anda melakukan setting EQ yang kurang tepat.
o Equalisasi adalah bagian terpenting dari proses MIXING.
Maka, dalam melakukan equalisasi, anda dituntut bukan hanya bekerja sebagai seorang
ENGINEER tetapi juga menjadi seorang yang MUSICAL.
L I M I T E R
Limiter adalah Compressor dengan Ratio 1 : ∞.
Limiter berfungsi untuk membatasi sinyal audio tidak melebihi level yang telah ditentukan di Threshold. Limiter banyak dipakai pada channel master, subgroup, atau channel-channel yang memiliki dynamic range yang tinggi.
PANNING
Panning salah satunya berfungsi untuk memberi kesan panorama, memposisikan bunyi-bunyi atau instrument secara Left Right.
PRINSIP PRINSIP DASAR MIXING
o Mixing bertujuan menghasilkan semua bunyi-bunyi / intrument dapat terdengar jelas dan sesuai dengan porsinya, sehingga tercipta sebuah Harmony.
o Mixing adalah Distribusi Frekwensi, sehingga semua frekwensi akan terdengar dan terasa sama rata di semua range, sub bass hingga briliance ( 16 Hz – 20 KHz ). Tidak terjadi adanya penumpukan ataupun kekosongan di sebagian range frekwensi.
o Mixing adalah Positioning, untuk mencipta sebuah Lanscape dan Dimensi.
Ada bunyi-bunyi yang akan kita posisikan di kiri, di kanan, di tengah, di atas, di bawah, di depan dan di belakang.
Kiri, kanan, tengah kita atur dengan Panning.
Frekwensi makin tinggi akan menempati posisi makin ke atas.
Frekwensi makin rendah akan menempati posisi makin ke bawah.
Frekwensi Mid akan membawa bunyi makin ke depan.
Memotong frekwensi mid tertentu akan membawa bunyi mundur ke belakang.
CARA MENGILANGKAN GANGGUAN FEEDBACK
Cara menghilangkan feedback secara manual:
- Setelah peralatan sound system anda terpasang janganlah dinyalakan dulu, tapi aturlah seluruh putaran potensio pada masing-masing alat pada putaran kurang dari setengah putaran, hal ini untuk menghindari feedback yang muncul secara mendadak.
- Aturlah posisi speaker agar tidak mengarah langsung ke sumber bunyi misalnya microphone, gitar, dan lain-lain.
- Hindari memasang speaker terlalu dekat dengan sumber bunyi seperti dengan microphone.
- Saat ujicoba suara lakukanlah putaran besaran suara sedikit demi sedikit, apabila terasa akan adanya feedback kurangi lagi putarannya.
- Apabila saat soundsystem berjalan tiba-tiba muncul feed back segeralah kurangi besaran potensio volume master pada speaker yang feedback tersebut, apabila feedback masih muncul beralihlah perhatian pada mixer dengan mengecilkan besaran high(untuk jenis feedback yang mencuit) atau low(untuk jenis feedback yang mendengung).