“Hate war, love the American soldier,” Lieutenant General Hal Moore.
“Bencilah Perang, tapi cintailah prajurit” adalah ungkapan yang tidak hanya dipercaya oleh Letnan Jenderal Hal Moore, tetapi juga dijalaninya sepanjang hidup. Walau Moore membenci perang itu sendiri, dia mencintai setiap prajurit yang bertugas bersamanya sama seperti seorang saudara.
Ketika ia mendapati dirinya dan pasukannya kalah jumlah hampir dua belas banding satu di lembah Ia Drang – dalam pertempuran besar pertama antara pasukan Amerika dan Vietnam Utara di Vietnam – ia memimpin dari depan, dan menggunakan segenap kekuatan serta tekad yang ia miliki untuk membawa setiap anak buahnya keluar dari tempat itu hidup-hidup.
Posisinya pasukannya di Ia Drang pada November 1965 telah dianggap oleh banyak sejarawan militer sama dengan posisi Jenderal Custer di Little Bighorn pada tahun 1876 – dan bukan kebetulan kalo banyak prajurit yang bertugas di bawah Moore menjulukinya “Rambut Kuning,” nama panggilan yang sama dengan Custer, mengingat kedua pria itu membawahi Resimen Kavaleri ke-7. Tidak seperti kavaleri ke-7 abad ke-19 yang bernasib buruk, Moore berhasil, dengan mengatasi segala rintangan, untuk mengeluarkan sebagian besar prajuritnya dari pertempuran yang nyaris berakhir dengan pembantaian.
Kisah Moore dimulai pada 13 Februari 1922, ketika ia dilahirkan di Bardstown, Kentucky dalam keluarga sederhana, sebagai anak tertua dari empat bersaudara yang lahir dari keluarga Katolik Irlandia Harold, Sr. dan Mary (Crume) Moore. Ayahnya adalah agen asuransi yang wilayahnya meliputi Kentucky barat dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Karena dia tertarik untuk mendapatkan pendidikan ke Akademi Militer A.S. di West Point, New York dan merasa peluangnya lebih baik jika dia berada di kota yang lebih besar,Dia meninggalkan Bardstown pada usia tujuh belas tahun tanpa lulus dari sekolah tinggi, dan pindah ke Washington D.C., di mana dia mendapatkan pekerjaan di gudang buku Senat AS.
Dia bekerja di siang hari dan belajar di malam hari, dan dengan cara ini berhasil menyelesaikan pendidikan SMA-nya. Setelah ini dia terus bekerja di gudang sambil belajar kuliah di universitas Washington pada malam hari. Setelah penantian yang panjang dan banyak usaha, ia berhasil mendapatkan penunjukan untuk belajar di West Point pada tahun 1942. Untuk diketahui, agar seseorang dapat masuk pendudikan di West Point, dia harus memiliki semacam sponsor dan penunjukan dari seorang anggota konggres.
Di West Point, Moore dikenal sebagai siswa berprestasi, diantaranya dia diakui sebagai ahli dalam menggunakan senapan M-1 Garand, dimana dia adalah top score dalam kompinya. Ia lulus dengan penugasan sebagai letnan kedua pada bulan Juni 1945, saat Perang Dunia II mulai berakhir.
Setelah Perang Dunia II dia mengikuti kursus penerjun, dan dalam Perang Korea dia mengomandani sebuah kompi mortir berat dengan pangkat kapten. Setelah perang dia kembali ke AS untuk bekerja sebagai instruktur taktik infantri, dan juga bertugas sebagai Perwira NATO di Norwegia. Sebagai instruktur, salah satu siswa Moore adalah Norman Schwarzkopf Jr. Norman yang mengidolakan Moore, mengakui bahwa Moore adalah alasan dia untuk memilih jurusan infanteri setelah lulus. Belakangan Norman Schwarzkopf Jr. akan menjadi komandan pasukan koalisi dalam perang teluk 1991. Pada tahun 1964 ia berhasil meraih gelar master dan dipromosikan menjadi letnan kolonel, dan pada tahun 1965 batalion yang ia komandani didesain ulang sebagai Batalion 1, Kavaleri ke-7.
Dia dikerahkan ke Vietnam pada Agustus 1965. Pada 14 November, Batalion 1 akan mendarat dengan menggunakan helikopter di Zona Pendaratan X-Ray di Lembah Ia Drang, Vietnam Selatan, dekat perbatasan Kamboja. Apa yang kemudian menyusul adalah pasukan Amerika mendapati diri telah masuk ke dalam perangkap, dan segera terkepung oleh pasukan NVA yang jauh lebih unggul secara jumlah, tanpa jalan keluar. Daripada berputus asa, Moore memilih nekad.
Dia sebelumnya sudah membuat pernyataan didepan anak buahnya: “Aku akan selalu menjadi orang pertama yang terjun ke medan perang, dan sepatu botku akan menjadi sepatu bot pertama yang menginjakkan tanah, dan aku akan menjadi orang terakhir pergi. Saya tidak akan pernah meninggalkan satu orangpun di medan perang”. Dia hidup dengan prinsip ini di Ia Drang, dimana secara pribadi memimpin pasukannya ke pertempuran dari depan.
Pertempuran itu segera berubah menjadi brutal. Belum juga seluruh 450 prajurit batalion mendarat (karena keterbatasan daya angkut dan jumlah helikopter), resimen ke-33 dan ke-66 Tentara Rakyat Vietnam (PAVN) melancarkan beberapa serangan gencar terhadap pasukan Amerika yang sudah berada di darat.
Moore terjebak di tengah pertempuran, dan melalui kepemimpinan dan taktiknya ia berhasil menjaga agar korban di pihak Amerika seminimal mungkin – meskipun, dalam keadaan ini, “minimum” adalah istilah yang relatif.
Pertempuran sengit berlanjut sepanjang hari. Pada saat malam tiba, 87 tentara Amerika terbaring mati atau terluka di medan pertempuran, sementara sekitar 200 tentara PAVN menjadi korban. Berkat tambahan bala bantuan dari batalion Amerika lainnya, dan upaya heroik dari seorang pilot helikopter (Bruce Crandall) yang memasok kembali pasukan di tengah tembakan gencar, pasukan Amerika berhasil mempertahankan posisi mereka tanpa bisa direbut musuh.
Moore dan anak buahnya tidak punya banyak kesempatan untuk beristirahat. Gelombang serangan PAVN berikutnya datang tepat setelah pukul tujuh keesokan paginya. Roket dan mortir menghantam perimeter Amerika dengan gencar, sementara ratusan pasukan infantri PAVN menyerang dari sejumlah arah yang berbeda.
Moore dengan susah payah mengarahkan senapan mesin dan tembakan senapan ke berbagai sektor untuk mencoba membendung gelombang serangan yang tampaknya tak terhentikan terhadap posisinya yang semakin melemah. Pasukan PAVN berhasil menerobos perimeter Amerika di satu bagian, dan pertempuran di sana menjadi pertempuran jarak dekat yang sengit, dengan pasukan PAVN akhirnya diusir setelah timbul banyak korban orang Amerika.
Segala sesuatu tampak suram bagi Moore dan pasukannya. Tidak ada tempat bagi helikopter yang cukup untuk mendarat dan mengevakuasi mereka semua dari situasi yang tidak menguntungkan ini dan nampaknya posisi mereka hampir pasti akan direbut musuh dan mereka akan dibantai pada hari berikutnya.
Malam itu Moore dan para perwira lainnya menyiapkan pertahanan untuk menghadapi serangan hebat musuh yang bertujuan untuk menguasai posisi Amerika seluruhnya. Moore secara total tiga kali menolak tawaran evakuasi dari pertempuran untuk bertemu dengan para jenderal di Saigon. Dia telah mengatakan dia akan menjadi yang terakhir meninggalkan medan perang ini, dan dia bertekad untuk melaksanakan ucapannya. Mereka benar, pasukan PAVN menyerang dalam gelombang demi gelombang serangan dari jam 4 pagi, mendesak para prajurit Amerika yang bertahan ke batas limit kekuatan mereka.
Syukur bagi Amerika, dukungan untuk posisi mereka yang terkepung datang dalam bentuk helikopter tempur dan pembom tempur menghujani posisi PAVN, yang menyebabkan mereka mundur dan memungkinkan pasukan Amerika akhirnya dapat di-evakuasi. Selama tiga hari pertempuran sengit di Zona Pendaratan X-Ray, PAVN telah menderita sekitar 2.000 korban jiwa, dengan sekitar 600 orang dipastikan tewas. Kerugian Amerika 79 tewas dan 121 terluka.
Moore dianugerahi Distinguished Service Cross untuk keberaniannya di Ia Drang, dan kemudian dipromosikan menjadi kolonel. Dia pensiun dari militer sebagai letnan jenderal pada tahun 1977.
Dia mengunjungi medan perang di Ia Drang bertahun-tahun kemudian di tahun 1990-an, di mana, dengan semangat rekonsiliasi, dia mengambil langkah mengejutkan dengan bertemu para jenderal Vietnam Utara yang telah bertempur melawan dia dan orang-orangnya.
Dia akhirnya menulis sejumlah buku, bersama wartawan Veteran Joe Galloway, yang paling terkenal di antaranya, We Were Soldiers Once … And Young, diadaptasi menjadi film We Were Soldiers. Moore juga menulis We Are Still Soldiers. Dia hidup sampai usia 94 tahun, dan meninggal di rumahnya di Alabama pada tahun 2017.
Sumber:
https://www.warhistoryonline.com/instant-articles/lt-gen-hal-moore-an-american.html
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Hal_Moore